Ahli matematika Carl Friederich Gauss, anak yang luar biasa pandai, baru berumur tiga tahun ketika dia memperbaiki beberapa penghitungan pada catatan daftar gaji ayahnya. Dia terus membuat sumbangan yang berarti pada dunia matematika.
Ceritanya berawal ketika Gauss masih bersekolah, gurunya yang lelah meminta siswa sekelas untuk menjumlahkan bilangan 1 sampai 100 agar mereka tetap bekerja sehingga guru itu bisa beristirahat. Beberapa saat kemudian, Carl Friederich kecil sudah berdiri di dekat siku gurunya dengan membawa penyelesaian. guru tersebut tampak tidak percaya dengan jawaban anak itu, yang tentu saja benar. Gauss tidak begitu pandai dalam penjumlahan. Dia hanya pandai mengatur dan menemukan pola bilangan yang membuat penjumlahan lebih mudah dan jauh lebih menarik. Dia melihat bahwa 1 + 99 = 100, 2 + 98 = 100, 3 + 97 = 100, dan seterusnya. Jumlah dari empat puluh sembilan 100-an, 50 di tengah, dan 100 di akhir adalah 5.050.
Berkat Gauss, telah ada rumus baku untuk jumlah bilangan bulat berturutan. Rumus ini adalah S = n(n + 1):2. S menyatakan jumlah bilangan, dan n menyatakan bilangan terbesar, atau paling akhir pada daftar yang dimulai dengan bilangan satu.
No comments:
Post a Comment