Sunday, September 16, 2012

SEJARAH ANGKA, JARI TANGAN, DAN JARI KAKI

Bilangan Hindu-Arab, seperti 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, berawal dari Hindustan dan dirancang seiring dengan sistem desimal. kata desimal berawal dari kata sepersepuluh. Sistem Hindu-Arab merupakan sistem posisi, yang berarti bahwa urutan bilangan yang kamu tulis menjadi penting. Bilangan 35 berbeda dari bilangan 53 karena angka 3 pada 35 wewakili tiga puluhan dan 3 pada 53 mewakili tiga satuan.

Alasan utama manusia mengembangkan sistem desimal atau sistem dasar sepuluh karena manusia biasanya memiliki sepuluh jari tangan dan sepuluh jari kaki. Bisa jadi, ini merupakan sistem dasar dua puluh atau sistem dasar lima - seperti yang dimiliki orang Babilonia. Namun, kira-kira dari tahun 1700 SM sampai 500 M, kebanyakan ilmuwan menggunakan sistem dasar enam puluh. Penggunaan enam puluh sebagai dasar muncul karena jumlah hari dalam setahun diperkirakan 360 hari, dan enampuluh merupakan pembagi yang paling tepat untuk 360. Peninggalan sistem dasar enam puluh bisa ditemukan pada hitungan menit dan detik pada jam. Bisakah kamu membayangkan harus mengingat enampuluh angka berbeda?


Simbol-simbol yang digunakan pada sistem-sistem terdahulu mewakili sesuatu: satu untuk ini, dua untuk itu, dan seterusnya. Untuk waktu yang lama, belum adad angka atau simbol yang digunakan untuk mewakili nol. Simbol pertama untuk nol  (berbentuk W terbalik) belum dikenal sampai sekitar 300 SM. Sebelumnya, untuk menunjukkan nol. penulis akan memberi sela. Cara ini sangat tidak efektif. Kadang-kadang penulis lupa memberi sela, dan penulis yang tidak hati-hati mungkin tidak memberi cukup sela. Lagi pula, belum ada cara yang jelas untuk menunjukkan lebih dari satu nol!